Selasa, 20 Juli 2010
JODOH (IMAM GHAZALI)
Suatu hari Imam Ghazali pernah bertanya pada gurunya tentang jodoh. Gurunya pun menjawab,
"Jika kau ingin tau tentang jodoh maka masuklah kau kedalam hutan, berjalanlah terus, lihatlah pohon disekelilingmu, pilihlah satu pohon yang paling bagus dan paling lurus menurutmu dan tebanglah pohon itu lalu bawa kemari. Ingat phon yang kamu tebang harus pohon yang terbaik diantara semua pohon yang ada dan jangan kamu berbalik kebelakang untuk mengambil pohon yang telah kamu lewati. Meskipun itu pohon yang terbaik diantara semua pohon di hutan ini."
Lalu Imam Ghazali pun masuk kedalam hutan dan mulai memilih pohon yang terbaik dan terlurus. Dia melihat sebuah pohon yang bagus, mematut-matut sebentar, namun dia urung menebang pohon itu. dia pikir di hutan ini masih ada pohon yang lebih baik dan lebih lurus dari pohon tersebut. Kemudian dia pun meneruskan pencariannya terus berjalan kedalam hutan dan kemudian dia melihat satu pohon lagi yang lebih bagus dan lebih lurus. Tapi setelah melayangkan pandangan ke dalam hutan lagi dia kembali berfikir bahwa pasti ada pohon yang lebih bagus.
Akhirnya dia menemui gurunya dengan membawa sebatang pohon yang baru saja ditebangnya. Dan diberikannya kepada gurunya. Gurunya bertanya, "Apakah ini pohon yang terbaik menurtmu yang ada didalam hutan ini? Imam Ghazali menjawab: "tidak Guru, ini bukan pohon yang terbaik, sebenarnya masih ada pohon yang lebih baik dari ini didalam hutan ini."
"Lalu kenapa kau tidak menebang pohon yang itu dan membawanya kemari?"
"Maafkan saya guru, sebenarnya saya sudah mencari kedalam dan melihat sebuah pohon yang sebenarnya paling bagus diantara pohon lainnya. Tetapi saya berfikir mungkin masih ada pohon yang lebih baik dari pohon ini, akhirnya saya memutuskan untuk masuk lebih dalam lagi ke hutan. Namun setelah saya masuk samapi jauh kedalm akhirnya saya tau bahwa sebenarnya pohon yang pertama saya jumpai adalah pohon yang terbaik dan terlurus di hutan ini. Namun saya teringat kembali pesan guru bahwa saya harus membawa pohon terbaik tanpa boleh berbalik kebelakang/ kembali untuk menebang pohon sebelumnya. Akhirnya saya menebang pohon ini dan memberikannya kepada tuan guru."
Gurunya tersenyum dan berkata:
"Ghazali, sewaktu kamu masuk kedalam hutan itu, adalah ibarat perjalanan hidumu dalam mencari jodoh. Kamu pasti mencari wanita yang terbaik untukmu. Namun ada saatnya ketika kamu berjumpa dengan wanita lainnya yang menurutmu lebih baik maka kamu memutuskan untuk mencari wanita lain. Setelah kamu menemukan wanita terakhir maka kamu menyadari bahwa sebenarnya wanita tersebut bukanlah wanita yang terbaik diantara wanita yang kamu kenal selama ini. Mungkin wanita yang pertama, kedua, atau ketiga yang sebenarnya terbaik diantara mereka. Begitulah jodoh Ghazali, kita tidak akan pernah tau siapa jodoh kita, kita tidak akan pernah tau siapa yang terbaik untuk kita. Kita hanya bisa menerima siapa yang ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidup kita. Biarlah Allah yang memilihkan jodoh untuk kita. . . "
Kamis, 08 Juli 2010
MERAWAT LAPTOP
Laptop lebih rentan rusak daripada PC. Oleh karena itu, kita harus memperlakukan atau merawatnya dengan benar agar dapat berumur lebih lama.
Berikut Tips-Tisp yang Perlu Diperhatikan
Jangan dekatkan dengan minuman maupun cairan dengan laptop, jika sampai tumpah ke laptop maka dapat menyebabkan komponen di dalamnya konsleting.
Jangan meletakkan laptop dengan sumber medan magnet, misalnya TV, Speacker Active, Radio Tape atau ponsel. Medan magnet akan mempengaruhi komponen laptop terutama harddisknya.
Jika membawa laptop agar dimasukkan ke tas khusus. Tas laptop dibuat sedemikian rupa sehingga casing laptop tidak mudah tergores dengan benda di sekitarnya atau bahkan dapat meredam guncangan-guncangan kecil. Kalau perlu secara berkala bersihkan casingnya dengan kain/lap yang dapat dibeli di toko-toko komputer.
Jangan pindah-pindahkan laptop pada saat masih hidup. Laptop yang sedang hidup berarti harddisknya juga sedang bekerja sehingga apabila digerakkan dapat menyebabkan head harddisk menggores cylinder sehingga akan berakibat fatal.
Gunakan stavolt atau stabilizer. Apabila menggunakan listrik langsung, pastikan menggunakan stavolt/stabilizer atau UPS untuk mengantisipasi naik turunnya tegangan listrik.
Jangan meminjamkan laptop ke sembarang orang. Hal ini semata-mata untuk mencegah kemungkinan perlakuan kasar apabila kita meminjami orang yang kebetulan sembrono.
Install anti virus dan updatelah secara berkala. Jangan sembarangan mendownload software gratis dari internet. Mungkin saja yang kita download malware/spyware yang menyamar sebagai freeware tertentu.
Letakkan laptop pada posisi mendatar jangan miring. Selain kurang ergonomis juga menyebabkan posisi harddisk tidak pada posisi yang benar..
Shutdown dengan benar. Jangan sekali-kali mematikan laptop dengan melepaskan power/baterainya. Power listrik yang mendadak mati dapat menyebabkan harddisk bermasalah.
Simpan di tempat dengan suhu yang tidak terlalu ekstrim. Jangan sekali-kali meninggalkan laptop di mobil yang sedang parkir di tempat yang panas atau mesin mobil masih hidup. Panas yang berlebihan dapat merusak komponen laptop.
Jangan meletakkan laptop di permukaan yang empuk, sehingga laptop kelihatan tenggelam yang dapat menghambat panas untuk keluar sehingga laptop lebih cepat panas.
Jangan pernah membongkar laptop sendiri. terutama yang masih awam. Jika masih dalam masa garansi lebih bijaksana kalau Anda membawanya ke tempat servis resminya.
Melap layar LCD dengan kain lembut dan kering. Lap dengan pelan, jangan menekan terlalu keras dan satu arah saja, misalnya dari kiri ke kanan. LCD dibentuk oleh cairan kristal (untuk
menampilkan gambar) sehingga permukaannya tipis dan rapuh. Oleh karena itu, kalaupun harus menunjuk monitor dengan jari atau pulpen (atau benda lainnya) jangan sampai menyentuhnya apalagi menekan dengan keras.
Membersihkan keyboard dengan vacuum cleaner atau menyemprotkan udara di sela-sela tombol. Jangan mengetuk atau mengguncangkan keyboard dengan keras.
Hati-hati pada saat membuka dan menutup layar laptop. Antara LCD dengan CPU terdapat engsel yang berfungsi agar LCD dapat bergerak bebas sesuai kemiringan yang kita inginkan. Pada saat membuka atau menutup LCD, jangan menghentak terlalu keras yang dapat menyebabkan engsel patah.
Perlakukan baterai dengan benar. Khusus untuk pemakaian baterai pertama kali sebaiknya Anda mengisi dan mengosongkan sepenuhnya sebanyak tiga kali berturut-turut, dan berlaku juga untuk baterai yang lama disimpan atau tidak dipakai berminggu-minggu. Jika menggunakan baterai jenis Ni-MH, Anda harus mengosongkan setiap minggu/bulan sekali. Jika berencana menyimpan laptop dalam jangka waktu lama sebaiknya lepaskan baterai dari laptop.
(dari berbagai sumber)
Jumat, 02 Juli 2010
Pernikahan Dini di Jalur Gaza
Pernikahan dini untuk memastikan perempuan masih perawan
Bagi sebagian orang kawin muda memang mengasyikan. Sampai-sampai ada yang bilang pacaran paling enak jika telah menikah. Tidak perlu takut pulang kemalaman atau jadi omongan orang.
Namun menikah dini seolah menjadi kebutuhan di Jalur Gaza. Maklum saja, situasi di sana makin memburuk sejak Israel memblokade wilayah itu tiga tahun lalu. Selain apa-apa sulit diperoleh, serangan-serangan udara negara Zionis juga membuat keadaan makin mencekam.
Inilah yang dirasakan para perempuan di Gaza. Mereka harus buru-buru mencari pendamping hidup untuk menemani dalam rasa takut. Ditambah lagi, gempuran jet-jet tempur Israel dikhawatirkan dapat menghabisi persediaan perjaka di wilayah berpenduduk sekitar 1,5 juta itu.
Menurut direktur Komite Urusan Teknis Wanita (WATC) cabang Gaza, Nadia Abu Nahla, angka pernikahan dini di Gaza melesat menjadi 45 persen pada 2008. Padahal tiga tahun sebelumnya, hanya 34 persen. “Kenaikan ini lantaran situasi politik dan ekonomi yang buruk, juga disebabkan tak danya hukum,” katanya.
Namun ada juga alasan pribadi untuk memutuskan kawin muda, seperti pengalaman, emosi, keyakinan agama, dan tradisi. Bagi kaum lelaki, melepas masa lajang sedini mungkin untuk memastikan calon istri mereka masih perawan.
Pihak orang tua juga berpikir makin muda menikah maka cepat punya anak dan memiliki banyak waktu mengurus mereka. Seperti kata Khadir Dahnun, 68 tahun, ayah 10 anak dari Bait Lahiya, utara Jalur Gaza. Salah satu putranya bahkan menikahi gadis 15 tahun.
Sayangnya, sete;ah delapan bulan kawin sang menantu belum juga hamil. Dahnun mengeluarkan ancaman secara halus. “Ketika sebuah pohon tidak berbuah, Anda harus memotongnya dan menanam pohon lain,” ujarnya.
Para perempuan di Gaza pun sejatinya juga ingin menikah secepatnya. Karena itu Hamas yang berkuasa di sana sejak pertengahan Juni 2007 mendirikan lembaga jodoh bernama Taysir. Sampai sekarang biro jodoh ini sudah menikahkan lebih dari 100 pasangan.
Hingga tahun lalu ada 300 wanita yang menjadi anggota. Ongkos yang harus dibayar per orang US$ 10-70, tergantung usia. Makin muda bayarannya kian murah karena kemungkinan mendapat suami lebih besar. Ukuran cantik bagi para pria Gaza adalah perempuan bertubuh tinggi, berkulit coklat muda, bermata biru atau hijau, dan berambut pirang.
Memang menikah muda mengasyikan. Gairah menuncak disokong stamina kuat. Namun boleh jadi para pengantin baru di Gaza tidak leluasa mengumbar syahwat mereka selama jet-jet tempur Israel masih menderu di langit Gaza.
Associated Press/Xinhua/Faisal Assegaf
Bagi sebagian orang kawin muda memang mengasyikan. Sampai-sampai ada yang bilang pacaran paling enak jika telah menikah. Tidak perlu takut pulang kemalaman atau jadi omongan orang.
Namun menikah dini seolah menjadi kebutuhan di Jalur Gaza. Maklum saja, situasi di sana makin memburuk sejak Israel memblokade wilayah itu tiga tahun lalu. Selain apa-apa sulit diperoleh, serangan-serangan udara negara Zionis juga membuat keadaan makin mencekam.
Inilah yang dirasakan para perempuan di Gaza. Mereka harus buru-buru mencari pendamping hidup untuk menemani dalam rasa takut. Ditambah lagi, gempuran jet-jet tempur Israel dikhawatirkan dapat menghabisi persediaan perjaka di wilayah berpenduduk sekitar 1,5 juta itu.
Menurut direktur Komite Urusan Teknis Wanita (WATC) cabang Gaza, Nadia Abu Nahla, angka pernikahan dini di Gaza melesat menjadi 45 persen pada 2008. Padahal tiga tahun sebelumnya, hanya 34 persen. “Kenaikan ini lantaran situasi politik dan ekonomi yang buruk, juga disebabkan tak danya hukum,” katanya.
Namun ada juga alasan pribadi untuk memutuskan kawin muda, seperti pengalaman, emosi, keyakinan agama, dan tradisi. Bagi kaum lelaki, melepas masa lajang sedini mungkin untuk memastikan calon istri mereka masih perawan.
Pihak orang tua juga berpikir makin muda menikah maka cepat punya anak dan memiliki banyak waktu mengurus mereka. Seperti kata Khadir Dahnun, 68 tahun, ayah 10 anak dari Bait Lahiya, utara Jalur Gaza. Salah satu putranya bahkan menikahi gadis 15 tahun.
Sayangnya, sete;ah delapan bulan kawin sang menantu belum juga hamil. Dahnun mengeluarkan ancaman secara halus. “Ketika sebuah pohon tidak berbuah, Anda harus memotongnya dan menanam pohon lain,” ujarnya.
Para perempuan di Gaza pun sejatinya juga ingin menikah secepatnya. Karena itu Hamas yang berkuasa di sana sejak pertengahan Juni 2007 mendirikan lembaga jodoh bernama Taysir. Sampai sekarang biro jodoh ini sudah menikahkan lebih dari 100 pasangan.
Hingga tahun lalu ada 300 wanita yang menjadi anggota. Ongkos yang harus dibayar per orang US$ 10-70, tergantung usia. Makin muda bayarannya kian murah karena kemungkinan mendapat suami lebih besar. Ukuran cantik bagi para pria Gaza adalah perempuan bertubuh tinggi, berkulit coklat muda, bermata biru atau hijau, dan berambut pirang.
Memang menikah muda mengasyikan. Gairah menuncak disokong stamina kuat. Namun boleh jadi para pengantin baru di Gaza tidak leluasa mengumbar syahwat mereka selama jet-jet tempur Israel masih menderu di langit Gaza.
Associated Press/Xinhua/Faisal Assegaf
SITI KHOIYAROH
Hotman M Siahaan
Kompas, 1 Juni 2009
Gedebuk! Tangis melengking Siti Khoiyaroh (4 tahun) terasa menyayat. Tubuhnya terempas ke aspal. Rombong bakso ibunya, Sumariah, jatuh terjungkal.
Tubuh mungil Siti melepuh tersiram kuah bakso mendidih dan bara arang. Sementara tubuh Sumariah tertahan jambakan tangan kasar petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya. Tangis Sumariah dan Mat Naki, suaminya, menjadi-jadi setelah menanti selama delapan hari, si mungil kesayangannya mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Dr Soetomo, Surabaya.
Nasib naas juga menimpa seorang pekerja seks komersial (PSK) di Tangerang. Takut dikejar petugas Satpol PP, ia menceburkan diri ke sungai, menyelamatkan diri. Perempuan malang ini tewas tenggelam.
Kekerasan negara
Itulah sejumput kecil deretan nasib rakyat miskin yang tersingkirkan dari jalanan kota di seantero negeri. Berbagai kekerasan negara terhadap kaum marjinal—rakyat yang melata mempertahankan hidupnya, yang tidak tahu pasti apa yang bisa dimakan esok—terus terjadi.
Khoiyaroh, si mungil yang melata di jalanan kota bersama ibunya mencari sesuap nasi, harus terenggut nyawanya akibat kekerasan negara melalui tindakan Satpol PP atas nama penertiban perda terhadap pedagang kaki lima yang dikategorikan liar, mengganggu keindahan kota. Begitu pula nasib malang sang PSK.
Tindak kekerasan Satpol PP Kota Surabaya bukan hanya terhadap Khoiyaroh. Belum lama ini, istri seorang jurnalis sebuah surat kabar di Surabaya mengalami naas, terkena operasi penertiban kartu tanda penduduk (KTP). Sang istri wartawan didapati tidak membawa KTP. Tanpa ampun, dia diangkut ke Kantor Satpol, dituduh sebagai PSK yang sedang mencari mangsa.
Sang suami pun mencak-mencak. Penjelasan bahwa perempuan itu istrinya dengan bukti KTP yang beralamat sama tidak digubris petugas Satpol PP. Bisa dibayangkan aib yang suami-istri ini terima. Kasus ini memicu unjuk rasa wartawan Surabaya terhadap Satpol PP dan pemerintah kota. Meski telah dilaporkan ke polisi, kelanjutan perkara ini tak jelas juntrungan-nya.
Berbagai tindakan ala premanisme petugas Satpol PP dalam melaksanakan penertiban di sejumlah kota akhir-akhir ini sungguh mencuatkan ironi. Nasib Khoiyaroh adalah gambaran telanjang sebuah tragedi wong cilik, pada saat semua politisi di negeri ini menepuk dada sebagai pejuang dan pembela ekonomi kerakyatan. Bahkan, semua calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung Juli mendatang pun pidato berbusa-busa mengukuhkan diri sebagai pembela ekonomi kerakyatan, membela wong cilik, antineoliberalisme.
Siti Khoiyaroh yang melata bersama ibunya dari subuh hingga larut malam menapaki jalanan kota, berjualan bakso, adalah pelaku ekonomi kerakyatan. Merekalah rakyat yang benar-benar rakyat, yang mengalami ketidakberdayaan akibat termarjinalisasi, terdevaluasi, terampas, dan mengalami pembungkaman.
Tewasnya Siti Khoiyaroh akibat tindak kekerasan ”polisi perda” adalah paradoks, sekaligus ironi terhadap pembelaan ekonomi kerakyatan. Penyingkiran wong cilik dari denyut ekonomi kerakyatan di jalanan kota adalah sama dengan memberikan stempel pada dahi mereka, ”Anda adalah pesakitan karena bukan bagian dari pasar”. Bukankah ini sikap neolib?
Terampas dan terbungkam
Para pedagang kaki lima, pekerja sektor informal, bahkan PSK, pun adalah segelombang rakyat yang berjuang keras untuk bertahan hidup dari hari ke hari tanpa berniat merecoki negara. Namun, atas nama peraturan daerah dengan misi ketertiban dan keindahan kota, atas nama ekonomi pasar, supermarket, hipermarket, mal, para aktor ekonomi kerakyatan itu adalah borok yang harus disingkirkan.
Sumariah, ibu Siti Khoiyaroh, mengalami keterampasan dan pembungkaman atas nasibnya. Ia tidak saja kehilangan rombong bakso tumpuan hidupnya, tetapi juga putri semata wayangnya. Inikah bukti ekonomi kerakyatan yang dipidatokan para pemimpin? Di manakah suara pembela wong cilik yang dikampanyekan para politisi itu?
Saat semua orang berseru, singkirkan neoliberalisme dari visi dan misi para calon pemimpin negeri, Satpol PP di seantero negeri secara telanjang justru menunjukkan, mereka adalah ujung tombak penegakan neoliberalisme, paham yang mendewakan ”fundamentalisme pasar” sebagai hukum yang paling hukum. Sedangkan pelaku ekonomi kerakyatan—pedagang kali lima, pekerja sektor informal di jalanan kota—bukan bagian dari pasar.
Di benak mereka, pasar sebenarnya adalah mal, supermarket, hipermarket, dan sejenisnya. Itulah yang harus dibangun, dilindungi pemerintah, dan diberi tempat terhormat. Lantas, Sumariah, si pedagang bakso dan berlaksa-laksa pedagang jalanan lain yang merayapi penjuru kota, cuma sejenis kutu yang dianggap mengganggu keindahan dan ketertiban kota. Di manakah gaung pidato pembela ekonomi kerakyatan para pemimpin itu harus dirumahkan? Mungkinkah pidato itu berumah di rombong Sumariah?
Hotman M Siahaan
Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga,
Surabaya
Langganan:
Postingan (Atom)