Jumat, 28 Mei 2010

SECANGKIR KOPI DINGIN

hati terkadang susah diajak bicara, mata ga mau diajak memperhatiakan, mulut susah digerkkan, telinga bergerak naik-turun tak berirama walau ada nada. semua indera ditak mau peka dan menyatu dengan alam . . .

sekarang kopi saya dingin lagi . . .
indera saya biarkan bekerja semaunya.
tapi kincir dikepala harus tetap jalan,, agar masih bisa disebut manusia,
satu frasa beribu makna. . .

ada seorang pemuda yang memakai ari-nya untk melapisi cinta
hingga pada suatu masa lapisan yang dibuatnya diabrasi oleh noda yang disemburkan iblis,
kalbu tetap jenih,
tapi noda telah melubangi ari sedemikian rupa.
cinta bercampur noda
atau noda menodai cinta
cinta yang ternoda

slruupp . . .
secangkir kopi dingin dan selembar kertas kuning dengan ujung yang keriting. . .
di telinga "nangkring" sebuah pulpen murahan yang dipinjam dari kedai kopi sebrang jalan,
tutupnyapun sudah hilang .
bekas gigitan semburat diujungnya,
mewakili kepenatan kepala yg berfikir tentang angka.
ya tentanng angka...
angka yag keluar nanti sore . . .atau besok pagi
keluar dari sebuah unit yg membodohi manusia yg sok pintar
dan berkunjung kesetiap pelosok
hingga akhirnya mampir di warung kopi,
kedatangannya ditunggu bak penganten penghulu yg terlambat dalam walimah.
meleset . . .
hmmm. . .
monyet yg terpeleset oleh kulit pisang
dan tersedak oleh kulit kacang . . .

kopiku masih dingin
tapi tak sampai membeku
seperti otak mereka yg seperti telur
makin dipanasi makin beku . . ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar