Selasa, 22 Juni 2010

Nurul Hatake


....

lalu mereka pun sepakat untuk nongkrong di warung untuk makan nasi goreng di jalan Bilal.

Take memarkir sepeda motor pinjamannya didepan etalase warung.

"Hmm, ada yg lain dengan Nurul" pikirnya.

mereka mengambil tempat duduk paling belakang dekat TV.

"Adek kenapa?"tanya Take.

"Kayaknya maag adek kambuh lagi bang." jawab Nurul.
"Obat maagnya dibawa ga?"
"Enggak bang, biasanya adek kalopun sakit ga mau minum obat maag, takut jadi ketergantungan."
"Betul juga sih tapi kan ga sering kambuh apa lagis eparah ini . .". "Biasanya minum obat apa?"
"Apa aja bang kadang Mylanta kadang Promag". Jawab Nurul
"Ok bntar ya," bergegas Take keluar dan membeli obat buat Nurul.
"Nih obatnya, diminum ya . .tapi makan dulu bareng beberapa sendok ya,"
Nurulpun meminum obat yang dibelikan Take. Entah mengapa perutnya terasa begitu melilit.

Take menggenggam tangn Nurul. "Gimana? udah agak mendingan?"

"Belum bang"
"Mungkin obatnya belum bekerja, Minum air hangat aja dulu ya,"
Take menuangkan segelas air putih ke gelas Nurul.
"Biasanya kalo sakit gimana?"
"Dipijitin, sambil tiduran, ngelurusin badan bang,"
"Yaudah sini bg pijitin aja ya adek duduknya nyender aja nggak mungkin adek tiduran disini kan,"

Take mendekatkan kursinya, sambil menggenggam tangan nurul dia mulai memijit punggung Nurul.

"Enak bang, abang pintar ngurut," Kata Nurul sambil meringis.
beberapa lama kemudian,
"Udah agak enakan bang,"
Take menghentikan pijitannya dipunggung Nurul. tangan kirinya masih menggenggam tangan Nurul. Tangan kanannya beralih fungsi menjadi bantal kepala Nurul yang disandarkan ke kursi.

"Kalaulah rasa sakit ini bisa dipindahin kayaknya abang mau dipindahin aja ke badan abang, adek jangan sakit-sakit lagi ya, abang sedih llihat adek sakit. ga tega gitu. . ." Kata Take Sambil menatap dalam mata Nurul. sementara tangan kirinya masih menggenggam erat tangan nurul . . .


Entah mengapa take merasa sangat takut waktu itu. takut akan kehilangan, takut demi melihat perempuannya kesakitan. Saat itu dia merasakan rasa cintanya berada pada posisi klimaks.

Matanya memancarkan ketulusan dan kebahagiaan memiliki Nurul, tetapi MULUTNYA HANYA DIAM. Ya, itulah Take, sosok yang tak pernah bisa mengungkapkan dengan manis semua yang dirasakannya terhadap perempuannya. . .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar